Langsung ke konten utama

Abdul Latif Al-Baghdadi

Abdul Latif al-Baghdadi
Nama lengkapnya ialah Muwaffaq Al-Din Muhammad Abd al-Latif ibn Yusuf Al-Baghdadi. Beliau lahir pada 1162 M di Baghdad. Sejak kecil ia haus akan ilmu. Ia bahkan mempelajari Al-Qur’an dan ilmu agama sedari kecil pada al-Wajih al-Wasiti dari Mausil. Menjelang dewasa ia melanjutkan pendidikannya dengan mempelajari ilmu kedokteran dan filsafat. Setelahnya ia pergi ke Damaskus dan Mesir untuk mendalami ilmu kedokteran, sastra, dan filsafat.

Abdul Latif  ialah seorang ahli anatomi, sastrawan, dan filosof. Ia juga sangat menonjol di bidang ilmu nahwu, bahasa, dan kalam. Banyak karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan disimpan di Perpustakaan Oxford, Inggris. Ada juga karyanya yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Perancis. Karyanya merupakan salah satu yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa
Sepanjang hidupnya, Abdul Latief sangat tekun mempelajari ilmu kedokteran. Ia meneliti sejumlah karya para ahli medis Yunani dan mengembangkannya melalui banyak penelitian. Selain itu, ia juga mengembangkan kajian tentang tulang manusia, khususnya tulang rahang bawah. Selama berada di Mesir, ia menganalisa Teori Galenus mengenai tulang bawah dan tulang yang menghubungkan tulang punggung dengan tulang kaki, sebelum kemudian berhasil menyempurnakannya. Penelitiannya di bidang ini memunculkan banyak temuan yang mengejutkan.
Dalam ilmu anatomi, Al-Baghdadi berhasil menyimpulkan bahwa tulang rahang bawah hanya terdiri dari satu tulang. Dengan demikian ia telah membantah pendapat Galenus. Al-Baghdadi berkata, “Semua ilmuwan telah berkesimpulan bahwa tulang rahang bawah terdiri dari dari dua tulang dengan persendian yang kuat di langit-langit mulut. Sedangkan yang kita saksikan dari bentuk organ tubuh, ia hanya mempunyai satu tulang dan tidak memiliki persendian”
Dalam bidang sastra, ia merupakan seorang yang mengagumi karya Ibnu Sina. Meskipun begitu ia pernah mengritik karya Ibnu Sina. Ia juga mengagumi Aristoteles. Tak heran jika Aristoteles berpengaruh besar dalam pembuatan karya sastra dan filsafatnya. Al-Baghdadi juga pernah mengritik karya ilmuwan Yunani, Galen. Tidak hanya kritikan tapi ia juga menerjemahan sejumlah karya para pemikir Yunani, salah satunya Hippocrates.
Semasa hidupnya ia telah menghasilkan banyak buku. Hampir 173 buku sudah ia hasilkan yang mencakup bidang kedokteran, sastra, filsafat, matematika, sains, geografi, dan sejarah. Ia juga menuliskan kisah perjalanannya ke berbagai tempat dalam bentuk buku. Para ilmuwan barat mengenal ia sebagai seorang jenius yang gemar melakukan penelitian dan akrab dengan kajian ilmiah. Al-Baghdadi juga menuliskan autobiografinya sendiri.
Sebagian karyanya yang terkenal ialah sebagai berikut :
1.      “Al IfadahWa Al-Ttibar Fi Al-Umur Al-Musyahadah Wa Al-Hawadits Al-Mu'ayinah Bi Ardhi Misr”
2.      "Ath Thib Min Al-Kitab Wa As-Sunnah"
3.      "Maqalah Fi Al-Hawas"
4.      "Maqalah Fi Ba'dh Al-Masa'il Ath Thabi'iyyah"
5.      "Syarh Al-Fushul Abqarat Li Jalinius"
6.      "Syarh Al-Masa'il Hanin"
7.      "SyarhTagaddumah Al-Ma'rifah Li Abqarath"
8.      "Maqalah An Mahiyah Al-Makan Bihasbi Ra'yi Ibni Al Haitsam"
9.      "Risalah Fi Mujadilah Al-Hakimain Al-Kimiai Wa An-Nazhari"
10.  "Risalah Fi Al-Ma'adin Wa Ibthal Al-Kimia"
11.  "Kitab An Nashihatain Min Abdillah Bin Yusu f Ila An-Nas Kaffah Syathruhu Muwajjah Li Al Athibba' Wa Al-Akhar Li Al-Falasifah"
Al-Baghdadi tentu memiliki metode dalam menuliskan pikirannya. Ia menulis dengan gaya bahasa yang khas dan mengikuti metode ilmiah yang baik. Ia memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Konsisten dengan metode ilmiah
2.      Berani mengungkapkan pendapatnya
3.      Pemikiran dan pandangannya tentang fenomena alam dan kehidupan manusia
4.      Mengapresiasikan sesuatu dalam bentuk yang mudah dipahami pembaca
5.      Amanah dan berhati-hati dalam keilmuannya
6.      Gaya bahasanya mudah dan tidak bertele-tele.
Pada tahun 1190 M, ia berpergian di Kairo. Di Kairo ia mengajar ilmu bahasa dan agama pada siang hari. Ia juga mengajar ilmu kedokteran pada malam hari. Tahun 1207 M ia berpergian ke Palestina dan mengajar di Masjid Al-Aqsha.
Setelah tugasnya berakhir, is pulang ke Damaskus untuk mengajar di sekolah Al-Aziziah. Di sinilah namanya menjadi populer dalam dunia kedokteran dan muridnya semakin banyak. Setelah itu, dia bepergian ke Halb (Aleppo), kemudian dia bepergian ke Armenia dan Turki.

Abdul Latif Al-Baghdadi wafat di Baghdad pada tahun 629 H/ 1232 M dalam usia 69 tahun, dalam perjalanan menuju tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Empat puluh lima tahun dari usianya telah dia manfaatkan untuk melakukan penjelajahan ke berbagai negeri Arab dan Islam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yin Yang

Assalamualaikum,semua! Mungkin kalian semua pernah ataupun sering mendengarkan "Hitam diatas putih dan putih diatas hitam". Sebenarnya ini seperti konsep pemikiran pada Peradaban Cina Kuno. Apakah itu? Y I N  -  Y A N G    n Yin-Yang merupakan filosofi Tionghoa yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia ini dan bagaimana mereka membangun satu sama lain.     Yin adalah sisi hitam dengan titik putih pada bagian atasnya, sedangkan  Yang adalah sisi putih dengan titik hitam pada bagian atasnya. Yin dan Yang sering digambarkan sebagai sinar matahari yang berada diatas gunung dan lembah. Yin digambarkan sebagai sebuah daerah gelap yang merupakan bayangan gunung, sementara Yang adalah bagian yang tak terhalang oleh gunung. Saat matahari bergerak, Yin dan Yang saling bertukar tempat secara bertahap dan mengungkapkan apa yang tak jelas dan menyembunyikan yang sudah terungkap. ...

Bukti Cinta Abadi

Assalamualaikum,gaes! Sesuai judul diatas, ada banyak bukti cinta abadi yang dapat kita temui di dunia ini, bahkan di sekitar kita sendiri. Entah itu cinta kepada orang tua, saudara, sahabat, ataupun pasangan hidup. Bukti cinta yang akan dibahas disini ialah bukti cinta seorang kaisar kepada mendiang istrinya yang telah meninggal. Siapakah kaisar tersebut? Kaisar tersebut ialah Shah Jahan. Beliau merupakan salah seorang kaisar dari Kekaisaran Mughal di India. Kekaisaran Mughal merupakan kekaisaran yang agama rakyatnya ialah Islam. Menarik, bukan? Shah Jahan membangun sebuah monumen yang indah untuk mendiang istrinya yang sangat ia sayang. Istrinya benama Arjumand Banu Begum yang lebih dikenal dengan sebutan Mumtaz Mahal. Mumtaz Mahal yang berarti "Permata di Istana". Ia terkenal dengan kecantikannya, baik secara fisik maupun tutur kata dan perilaku. Karena itulah ia menjadi permaisuri yang sangat dicintai oleh Shah Jahan. Namun sayang, saat melahirkan anak mereka yang k...